About Me

My photo
Merauke, Papua, Indonesia
Aku menulis untuk mengapresiasi dunia yang warna-warni, seperti pelangi. Biarlah warna-warni itu tetap warna-warni. Tak ada yang mendominasi, tak ada pula yang termarginalisasi. Semua tampil apa adanya dan setara. Semua saling memahami dengan penuh empati. Harmoni pelangi warna-warni.

Thursday, December 2, 2010

Check In Hotel a'la Paimin dan Painem*

ide-moechah.blogspot.com
             Paimin, asal Wonosari, karena kemaleman di jalan, mau menginap di hotel Arjuna Jogja. Setelah memarkir sepeda onthelnya, si Paimin menuju meja yang tertulis receptionist, yang kebetulan dijaga oleh Painem yang asli orang Bantul.
“Selamat sore, Mbak… Saya mau menginap di hotel ini.”
“O ya, Bapak. Bapak sudah booking sebelumnya?”
“Apa, Mbak? Bokong…?”
“Bukan bokong, Bapak…, tapi booking. Ehmm…, maksud saya memesan kamar sebelumnya.”
“Oh, memesan kamar… Belum, Mbak.”
“Kapan Bapak mau check in? Sekarang?
“Apa, Mbak? Kencing?”

            Aha…, bisa dibayangkan kira-kira seperti apa kelanjutan percakapan Paimin dan Painem. Istilah-istilah “keren” lain pasti akan nyerocos dari bibir Painem yang seksi itu, misalnya saja cash upon departure, luggage room, published rate, breakfast dan lain-lain. Dan bisa ditebak pula seperti apa reaksi Paimin.
           Tidakkah ada yang ganjil di sini? Painem, yang asli orang Bantul dan yang kerja di hotel Arjuna Jogja, berbicara kepada Paimin, yang dari Wonosari, dengan menggunakan istilah-istilah dari sebuah negeri yang hanya mereka dengar di televisi? Kok tidak pakai bahasa Jawa saja mereka? Atau minimal pakai bahasa Indonesia?
           Mengapa begitu? Saya tidak akan membahas itu. Cukup jelas-lah kira-kira mengapa bahasa-bahasa kita kalah telak alias kalah habis-habisan dari bahasa negeri yang hanya terdengar di televisi itu.
           Di sini saya hanya akan menawarkan istilah-istilah bahasa Indonesia yang bisa dipakai di lingkungan hotel, terutama di sekitar front office, eh, kantor depan maksud saya. Seorang rekan, Desy Pramusiwi, tulisannya dimuat dalam majalah Lidah Ibu, sudah berusaha mati-matian mengumpulkan istilah-istilah itu. Mudah-mudahan Painem mau dan tidak malu untuk memakainya.
          Mari kita lihat:
Front Office : Kantor Depan
Pax : orang (satuan untuk orang, 1 pax = 1 orang)
Half board : tarif rapat tanpa kamar (ruang rapat, makan, dan rehat-kopi)
Full board : tarif rapat dengan kamar (ruang rapat, kamar, makan, dan rehat-kopi)
Venue : ruangan/tempat
Check in : daftar/masuk
Check out : keluar
Cash upon departure: tunai sebelum keluar
Luggage room : ruang bagasi
Travel agent : biro/agen perjalanan
Full payment : pembayaran lunas
Reservation/booking: pemesanan
Appointment : janji
Published rate : tarif umum
Corporate rate : tarif perusahaan
Deposit : uang pangkal
Public service : pelayanan umum
Room sales report : laporan penjualan kamar
Visitor list : daftar pengunjung
Petty cash : buku uang transaksi
Daily room sales : penjualan kamar harian
Charge : denda/tambahan biaya
Single occupancy : inapan tunggal
Double occupancy : inapan ganda
Triple occupancy : inapan tiga
Quarter occupancy : inapan empat
Quintet occupancy : inapan lima
Early check in : daftar dini
Late cash : biaya larut
Full rate : tarif penuh
Average room rate : tarif kamar rata-rata
Down Payment : uang muka
Duty manager : manajer pengganti 

* * *
“Kalau tamunya bule gimana, Mas? Masa pakai bahasa Indonesia?” tanya Painem.
”Ya, iya-lah…,” jawabku. “Hotelnya saja di Indonesia kok…. Suruh saja bule-nya belajar bahasa Indonesia. Sekalian Bahasa Jawa bila perlu.”
“Oh, nggih, Mas. Leres,” kata Painem sambil mesam-mesem.
Ahh…, bibirmu memang seksi, Painem.


*) diterbitkan pertama kali di Kompasiana.com

No comments:

Post a Comment